Selasa, 24 Maret 2015
Diposting oleh
Unknown
di
02.40
Permainan Glatikan Dari Indramayu

Waktu kecil saya dan teman-teman sering
sekali bermain Glatikan. Glatikan adalah permainan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih biasanya dilakukan di ruang terbuka. Permainan ini
menggunakan alat yang terbuat dari dua bilah kayu, yang panjangnya
sekitar sepuluh centimeter dan limapuluh centimeter. Kayu yang panjang
dijadikan pengungkit dan pemukul sedangkan yang pendek menjadi benda
yang dipukul.
Awal permainan biasanya dilakukan dengan
cara hompimpa, gambreng atau sut. Untuk menentukan siapa yang pertama
main dan siapa yang menjaga ditentukan dengan jalan sut. Setelah
ditentukan regu yang jaga dan yang bermain, maka permainan dapat dimulai
dengan cara salah seorang menyimpan bilah kayu yang pendek di antara
dua buah potongan bata merah, kemudian kayu kecil tersebut diungkit
sejauh mungkin agar tidak bisa ditangkap oleh pihak lawan.
Jika kayu kecil tersebut dapat ditangkap
oleh pemain lawan maka permainan berganti posisi. Si pengungkit jadi
penjaga sedangkan penjaga menjadi pengungkit glatikan. Kalau tidak bisa
ditangkap maka permainan terus berlanjut dengan cara melempar bilah kayu
kecil tersebut ke bilah panjang yang ditempatkan di bata yang melintang
atau yang dikenal dengan istilah Pilar. Jika lemparan tersebut mengenai
bilah kayu panjang tersebut, maka permainan berakhir dan berganti
posisi, sedangkan jika tidak permainan terus berlanjut.
Tahap berikutnya adalah adalah glatik,
dimana pemain pemegang kayu mengangkat kayu kecil untuk dilambungkan ke
atas sekali lalu dipukul berkali-kali sebisanya, semakin banyak
memukulnya dan semakin jauh, maka semakin besar hitungannya dan bisa
menjadi pemenang. Jika si pemain dapat memukul hingga lima kali maka
dihitung menggunakan bilah kayu yang panjang dikalikan lima, jika si
pemain dapat memukul sebanyak dua kali maka total hitungannya dua kali
banyaknya jumlah bilah panjang dan sejauh lemparan kayu kecil.
Lalu permainan berganti dengan pemain
lawan. Jika pemain lawan lebih baik dari pemain pertama maka dia yang
berhak digendong oleh pemain yang pertama begitu juga sebaliknya. Pemain
yang kalah menggendong lawannya bolak-balik sejauh pukulan mundur dari
pemain lawan dengan cara jongkok dan mengungkit bilah kayu kecil
tersebut.
Permainan tradisional ini selain untuk
berolahraga juga mengandung nilai kearifan budaya lokal yakni
mengajarkan kepada pemainnya untuk berlaku jujur dengan cara tidak
menggunakan hal-hal licik dan menciderai orang lain, misalnya
mengarahkan kayu kecil tersebut ke muka pemain lawan dan menghitung
sesuai aturan.
Permainan Glatikan ini bisa melatih kita
untuk belajar menembak secara jitu ke arah benda yang dituju. Ke
depannya tidak hanya menggunakan kayu tetapi untuk menembak sasaran yang
diinginkan misalnya saja menjadi penembak jitu di kepolisian atau TNI,
atau menjadi atlet bowling atau menembak.
Indonesia memiliki permainan tradisional
yang sangat banyak dan sangat unik di dunia, sayang kalau tidak kita
lestarikan. Ditengah kemajuan zaman dimana anak-anaknya sudah sering
menggunakan gadget dibandingkan bermain permainan tradional dengan
teman-temannya yang mementingkan unsur sosialisasi dan sarat edukasi.
http://sosbud.kompasiana.com/2013/07/10/permainan-glatikan-dari-indramayu-575931.html
http://sosbud.kompasiana.com/2013/07/10/permainan-glatikan-dari-indramayu-575931.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar